Jelang Ramadan, MUI Sulsel siapkan ratusan daiyah

Kamis, 27 Juni 2013 - 15:26 WIB
Jelang Ramadan, MUI Sulsel siapkan ratusan daiyah
Jelang Ramadan, MUI Sulsel siapkan ratusan daiyah
A A A
Sindonews.com - Komisi Pemberdayaan Perempuan (KPP) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyiapkan ratusan sumber daya daiyah yang berasal dari 24 kabupaten kota.

Mereka diberi pembekalan dalam seminar sehari yang berlangsung kemarin, dengan berbagai materi seperti materi dakwah oleh Ketua MUI Sulsel DR. (HC) AGH Sanusi Baco, materi Komunikasi dan Retorika Dakwah oleh Ketua Harian MUI Sulsel Prof. Dr. H Rahim Yunus, materi metode dakwah oleh DR. KH. Mustamin Arsyad, dan Dr. Hj. Amrah Kasim, dengan materi Fiqhi Wanita.

Ketua Panitia Dr. Indo Santalia mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan sumber daya daiyah, baik dalam peningkatan profesionalisme, maupun dalam wujud penambahan wawasan yang luas, peka terhadap permasalahan aktual, serta mampu menggunakan metode atau pendekatan dakwah yang tepat agar dakwah yang disampaikan mempunyai makna.

”Apalagi bulan Ramadan sisa menghitung hari. Sehingga dengan pelatihan ini tenaga daiyah bisa lebih siap memberikan pencerahan kepada umat, menjadi daiyah yang profesional, berwawasan luas, dan berdedikasi tinggi,” ungkapnya di Balai Diklat Kemenag Sulsel Jalan Alauddin, Kamis (27/6/2013).

Dia mengatakan, pelatihan ini juga bertujuan untuk menambah kompetensi daiyah (ustadzah) lama dan menciptakan dai-dai baru yang siap berdakwah di masyarakat. Pelatihan ini pun sebagai bentuk komitmen MUI yang mempunyai tanggungjawab untuk membina ummat mengingat dinamika masyarakat sebagaian dampak globalisasi informasi dewasa ini.

Sementara itu, Ketua MUI Sulsel DR (HC) AGH Sanusi Baco mengatakan, daiyah yang baik adalah daiyah yang dalam melaksanakan tugasnya mampu memberikan solusi serta petunjuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Karena itu, melalui kegiatan ini lanjutnya, akan melahirkan semakin banyak da`iyah yang mumpuni, baik dalam teknik berdakwah maupun dalam memahami teks Alquran dan hadist.

”Seorang muballighat dituntut memiliki kecermatan, pengetahuan yang cukup dilengkapi dengan keterampilan yang memadai serta dibarengi ketabahan dan kesungguhan yang tinggi, agar dakwah yang disampaikan dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan,” tandasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4640 seconds (0.1#10.140)