Bagaimanakah Cara Meluruskan Shaf?

Rabu, 15 Mei 2019 - 16:08 WIB
Bagaimanakah Cara Meluruskan Shaf?
Bagaimanakah Cara Meluruskan Shaf?
A A A
Perkara meluruskan shaf sering menjadi perbincangan bahkan perdebatan di kalangan umat muslim. Ada yang hanya berdiri seadanya tanpa merapatkan barisan, ada juga yang berdiri menempelkan kaki dengan kaki lainnya. Bagaimana cara meluruskan sfaf yang benar?

Berikut penjeleasan Ustaz Abdul Somad , dai lulusan S2 Darul-Hadits Maroko dalam bukunya “77 Tanya-Jawab Seputar Shalat” yang dipersembahkan oleh Tafaqquh Study Club. (Baca Juga: Apakah Hukum Membaca Doa Iftitah?)

Dari Anas, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: "Luruskanlah shaf (barisan) kamu, sesungguhnya aku melihat kamu dari belakang pundakku". Salah seorang kami merapatkan bahunya dengan bahu sahabatnya, kakinya dengan kaki sahabatnya". (HR. Al-Bukhari)

Rapat dan putusnya shaf bukan hanya sekadar barisan salat, akan tetapi kaitannya dengan hubungan kepada Allah Swt, karena Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang menyambung shaf, maka Allah Swt menyambung hubungan dengannya dan siapa yang memutuskan shaff, maka Allah memutuskan hubungan dengannya". (HR. Abu Daud, an-Nasa’i, Ahmad
dan al-Hakim).

Shaf juga berkaitan dengan hati orang-orang yang akan melaksanakan salat, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya): Dari al-Barra’ bin ‘Azib, ia berkata: "Rasulullah SAW memeriksa celah-celah shaf dari satu sisi ke sisi lain, Rasulullah SAW mengusap dada dan bahu kami seraya berkata: "Jangan sampai tidak lurus, menyebabkan hati kamu berselisih".

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat untuk shaf-shaf terdepan". (HR. Abu Daud). Makna shalawat dari Allah Swt adalah limpahan rahmat dan ridha-Nya. Makna shalawat dari malaikat adalah permohonan ampunan. (Baca Juga: Hukum Melafazkan Niat? Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad)

Lalu, Bagaimana Posisi Shaf Anak Kecil?

Dari Anas bin Malik, ia berkata: "Saya shalat bersama seorang anak yatim di rumah kami, kami di belakang Rasulullah SAW, ibu saya Ummu Sulaim di belakang kami". (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Komentar al-Hafizh Ibnu Hajar tentang pelajaran yang dapat diambil dari hadits ini: Anak kecil bersama lelaki baligh berada satu shaf. Perempuan berada di belakang shaf laki-laki. Perempuan berdiri sati shaf sendirian, jika tidak ada perempuan lain bersamanya.

Akan tetapi, jika dikhawatirkan anak kecil tersebut tidak suci, maka diposisikan pada shaf di belakang lelaki baligh: Sebaiknya shaf anak-anak diposisikan di belakang shaf lelaki yang telah baligh. Akan tetapi jika dikhawatirkan mereka mengganggu orang yang salat atau shaf lelaki baligh tidak sempurna, maka anak-anak itu satu shaf dengan shaf lelaki baligh, itu tidak memutuskan shaf jika mereka telah mumayyiz dan suci.
Kemungkinan mereka tidak suci sangat jauh, imam mesti mengingatkan anak-anak tentang kesucian, salat dan adab yang mesti dijaga di dalam masjid. Wallahu a’lam.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4085 seconds (0.1#10.140)