Hargai Tradisi Lokal, KBRI Cairo Sajikan Maidaturrahman untuk Warga Mesir

Rabu, 21 Juni 2017 - 22:17 WIB
Hargai Tradisi Lokal, KBRI Cairo Sajikan Maidaturrahman untuk Warga Mesir
Hargai Tradisi Lokal, KBRI Cairo Sajikan Maidaturrahman untuk Warga Mesir
A A A
Maidaturrahman adalah istilah yang kental dikenal masyarakat Mesir sejak lama, yaitu budaya menjamu berbuka puasa Ramadan bagi warga Mesir. Kalimat maidaturrahman terdiri atas dua kata, Maidah dan ar-Rahman. Secara harfiah, Maidah berarti meja makan, al-Rahman, Yang Maha Pengasih. Jadi maidaturrahman adalah hidangan berbuka puasa yang disediakan oleh dermawan yang dikasihi oleh Dzat Yang Maha Pengasih.Budaya positif maidaturrahman di Mesir tersebut juga dilakukan oleh KBRI Cairo. Melalui kegiatan Masjid Indonesia Cairo (MIC), Duta Besar RI Helmy Fauzi beserta staf dan masyarakat Indonesia di Cairo bahu-membahu menyelenggarakan Maidaturrahman di halaman MIC setiap hari untuk masyarakat Mesir.

Di kawasan Dokki yang padat tersebut lalu lintasnya sangat ramai. Tidak jarang pengendara yang kemaghriban saat melintas di Musadak Street tersebut, mereka bisa mampir di Maidaturrahman KBRI Cairo dan menyantap buka puasa bersama masyarakat sekitar yang tidak mampu.

Di hari-hari tertentu, peserta kursus Bahasa Indonesia atau peserta kursus bela diri Tapak Suci di Pusat Kebudayaan Indonesia (PUSKIN) meramaikan maidaturrahman. Selain maidaturrahman tiap hari yang diperuntukkan bagi warga Mesir, KBRI Cairo juga menggelar buka bersama masyarakat Indonesia di MIC setiap Jumat sore.“Suasana maidaturrahman di Mesir ini sangat menginspirasi umat Islam di dunia”, kata Duta Besar RI Helmy Fauzi pada satu kesempatan. ''Dermawan di Mesir ini mencoba untuk merebut pahala memberi buka puasa dengan apa adanya,”tambahnya.Dubes Helmy Fauzi melanjutkan, “Pelaksanaan maidaturrahman oleh KBRI Cairo di MIC adalah untuk menghargai dan melestarikan tradisi lokal yang sangat positif, selain itu kita juga ingin share dan peduli dengan warga sekitar Masjid Indonesia Cairo. Tradisi ini juga sangat baik kalau dilakukan di Indonesia.”Apa yang dikatakan oleh duta besar Indonesia di Cairo ini memang benar. Para penyedia maidaturrahman, baik individu maupun berkelompok, tidak seluruhnya dalam bentuk dan suasananya yang sempurna.

Memang ada dermawan yang membangun tenda hingga menempati separuh jalan selama bulan Ramadan, jamuan untuk 500 orang tiap hari sepanjang satu bulan, tetapi ada juga yang hanya menyediakan beberapa porsi di depan rumah mereka.

Meski demikian tetap ada kesamaan yang khas, yaitu menu makanan yang disajikan. Umumnya menu yang disajikan kalau tidak ayam panggang, ya daging rebus, plus sayur kentang, kacang dimasak kuning kemerahan. Masakah khas yang sering dirindukan oleh para mantan mahasiswa dan alumni Mesir yang sudah kembali ke negaranya.Terkait jumlah porsi yang disajikan oleh panitia maidaturrahman KBRI Cairo, Ketua MIC, Harun Syaifullah mengatakan bahwa setiap harinya panitia membagikan 50 – 70 porsi kepada warga sekitar selama satu bulan Ramadan.''Dana untuk penyelenggaraan maidaturrahman dikumpulkan dari sumbangan tunai para dermawan masyarakat Indonesia di Mesir. Sumbangan yang terkumpul kemudian dibelikan paket berbuka lengkap yang terdiri atas kurma, jus, ayam, nasi, ‘eish (roti dari gandum) dan buah-buahan,” kata Harun.Spirit bersedekah semampunya itulah yang perlu diteladani. Apalagi di bulan suci Ramadan. Hal itu yang diupayakan oleh KBRI Cairo melalui pengurus Masjid Indonesia Cairo, memfasilitasi untuk menyalurkan seluruh sedekah yang dikeluarkan oleh masyarakat Indonesia di Mesir, menjadikan bersedekah lebih mudah, karena ada panitia yang sudah siap menyalurkannya.
(aww)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3356 seconds (0.1#10.140)