Bisakah Khatam Alquran jika Baca Tak Berurutan

Rabu, 30 Juli 2014 - 15:28 WIB
Bisakah Khatam Alquran jika Baca Tak Berurutan
Bisakah Khatam Alquran jika Baca Tak Berurutan
A A A
Pertanyaan:

Bisakah kita dikatakan khatam Alquran jika kita baca Alquran enggak beraturan? Misalkan minggu ini juz satu sampai tujuh, minggu depan juz 14-21 sambil ditambah juz delapan, lalu lanjut juz 22 sambil tambah juz 11, dan seterusnya.

Yusi-Jakarta

Jawaban:


Banyak ayat dan hadis yang menganjurkan untuk membaca Alquran. Antara lain:

Allah berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan.

Mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (QS Fathir: 29-30).

Dari Abu Umamah RA, Rasulullah bersabda: "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : "Bacalah Alquran karena sesungguhnya Alquran itu akan datang di hari kiamat untuk mmeberi syafaat bagi yang membacanya." (HR Muslim).

Dan dari Abdullah bin Amru bin Ash RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Puasa dan Alquran akan memberi syafaat kepada hamba kelak di hari kiamat, puasa berkata:

"Ya Rabbku saya telah mencegahnya dari memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya. Dan berkata Alquran:

"Saya telah mencegahnya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya, Nabu bersabda: "Maka keduanya memberikan syafaat." (HR. Ahmad).

Dari Ibnu Masud RA, Rasulullah SAW bersabda:

Dari semua ayat dan hadis terkait anjuran membaca Alquran, tidak ada yang mensyaratkan harus khatam untuk mendapatkan keutamaan tersebut. Bahkan sejumlah hadis, menyebutkan keutamaan membaca Alquran dari jumlah huruf yang dibaca, antara lain, sabda Rasulullah SAW:

"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (Alquran), maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala). Aku tidak mengatakan "Alif Laam Mim adalah satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf." (HR Tirmidzi).

Berangkat dari dalil-dalil di atas, maka tidak ada salahnya bagi yang membaca Alquran secara tidak beraturan, dengan syarat, saat ia membaca, ia membaca ayat-ayatnya secara urut dalam Alquran. Maka dibolehkan setelah membaca Al-Baqoroh, ia membaca surah Yasin, lalu loncat lagi membaca surah Al Mulk, dan seterusnya.

Namun saat membaca surah-surah tersebut, ia membaca ayat-ayatnya secara urut. Adapun mengkhatamkan Alquran, walau tidak ada ayat atau hadis yang menyebutkan secara khusus keutamaannya, tetap itu dianjurkan, karena itu bagian dari meneladani Rasulullah SAW dan sahabat.

Karena banyak hadis yang menyebutkan Raulullah SAW bertadarusan Alquran dengan malaikat Jibril pada setiap Ramadan. Dan banyak riwayat yang menyebutkan sahabat selalu mengkhtamkan Alquran.

Bahkan Ali bin Abi Thalib yang menganjurkan agar Imam Tarawih mengkhotamkan Alquran dan menutup Ramadan dengan doa khatam Alquran. Namun, jika seandainya, seorang membaca Alquran secara acak (surah atau juznya), namun ia berhasil membacanya secara keseluruhan, misalnya, pada pekan ini ia membaca 10 juz terakhir, pekan berikutnya, justru 10 juz pertama, dan pekan selanjutnya 10 juz yang di tengahnya, atau surah yang ia baca juga lompat-lompat, namun semua Alquran berhasil dia baca, apakah ia mendapatkan keutamaan khotam Alquran?

Jawabannya, insya Allah ia mendapatkan keutamaan khatam Alquran, karena hadis Rasulullah SAW di atas, justru menyebutkan keutamaan membaca Alquran dilihat dari jumlah huruf yang dibaca.

Maka disaat semua huruf dari Alquran telah ia baca, maka insya Allah iapun mendapatkan keutamaan khatam Alquran. Namun jika ia baca Alquran secara berurut, jauh lebih baik, dengan niat mengikuti urutan yang yang telah diurutkan Allah dalam Alquran.

Berdasarkan hadis Rasulullah SAW: "Mulailah dengan apa yang Allah mulai dengannya (HR. Muslim).

Artinya, dianjurkan kita mendahulukan apa yang telah didahulukan oleh Allah, maka mulailah dari Al-Fatihah, lalu Al-Baqoroh dan seterusnya, hingga surah An-Naas.

Wallahu a'lam.

Tanya jawab oleh Ustaz Dr HM Yusuf Siddik MA
Dewan Syariah LAZNAS BSM Jakarta

Dialog Ramadan ini disponsori oleh Lembaga Amil Zakat Nasional Bangun Sejahtera Mitra Umat (LAZNAS BSM).

(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4749 seconds (0.1#10.140)